Selamat Pagi bulan Kelahiran
Beberapa hari yang lalu saya berulang tahun, dan rasa syukur sekali karena di tahun ini sedikit berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Saya mendapatkan banyak ucapan selamat baik dari teman-teman dekat di kampus, teman kostan dan juga mendapatkan ucapan dari Kakak perempuan saya. Saya senang dan terharu karna saya bisa melalui 3 bulan terakhir yang sangat berat di hidup saya dengan baik-baik saja sekarang. Untungnya. Kilas balik di bulan Mei, dimana saya merasa putus asa sekali setelah putus dari pacar pertama saya, ya walau sekedar pacaran virtual namun rasa sakitnya sangat nyata. Mei menjadi saksi perjalanan hidup saya dalam mengenal karakter seorang laki-laki. Dia yang tulus akan selalu ada untukmu, akan selalu mengabarimu sesibuk apapun itu dan akan selalu mendukung hal-hal positif yang kamu lakukan. Itu yang saya pelajari dari hubungan pertama saya dengan lawan jenis. Namun, dari adanya rasa sakit yang saya terima di bulan Mei mengubah saya juga dalam memandang apapun, termasuk dengan membuka hati. Jujur, saya orang yang mudah sekali jatuh cinta, sayangnya susah move on. Jadi, jika suatu saat saya dipertemukan dengan situasi seperti kemarin lagi, saya akan lebih berhati-hati untuk tidak langsung mengiyakan karena ada kesempatan, karena dia hanya sebagai pengisi kekosongan di hari-hari saya yang datar. Namun, suatu saat saya ingin menerima laki-laki menjadi pasangan saya karena saya sudah siap dengan diri saya sendiri, saya sudah bahagia dengan hidup yang saya jalani nantinya. Kemudian saya ingin berbagi kebahagiaan itu dengan orang terkasih, yaitu pasangan saya kelak. Saya harap saya bisa.
Proses untuk move on dari dia berjalan cukup lama dan hingga sekarang saya menulis tulisan ini. Saya berusaha mengalihkan pikiran negatif dan rasa benci saya padanya dengan olahraga seperti lari, berjalan kaki, bersepeda bersama teman kostan, hingga jalan-jalan mengelilingi alun-alun Bandung sudah saya lakukan namun tidak berhasil. Saya tidak benar-benar lelah fisik, maka dari itu saya nekat di hari Jum'at sepulang jogging saya memutuskan untuk berangkat ke Jakarta, seorang diri untuk menemui kakak perempuan saya disana. Perjalanan pertama saya alih-alih seperti backpaker karena saya sengaja ingin mengeluarkan budget seminim mungkin maka saya menggunakan kereta lokal dari Bandung - Jakarta. Waktu tempuh sangat lama, karena saya start perjalanan dari kostan dari pukul 13.00 dan baru sampai Jakarta pukul 21.00 namun inilah yang saya cari, saya ingin lelah fisik sehingga pikiran saya bisa teralihkan darinya.
Sampai di Jakarta saya menikmatinya, saat itu saya benci Bandung dengan segala kenangan buruk yang pernah terjadi di sana. Saya ingin istirahat sejenak dari banyaknya masalah, sehingga saya alihkan perhatian saya ke kota baru untuk tinggal sementara. Jakarta. Bersama kakak perempuan saya, kami pergi ke Dufan bersama pacarnya dan adiknya. Saya diajak olehnya nonton ke bioskop dan mengenal angkutan umum di Jakarta dengan pergi lagi ke Dufan seorang diri dari Tanggerang Selatan - Jakarta Utara. Lalu bertemu teman kostan yang sudah pindah ke Jakarta bulan lalu, yang tidak sempat bertemu saat hari kepindahannya. Dari sinilah saya mulai bisa mengalihkan perhatian dan pikiran saya dari mantan. Saya sibuk dan banyak melakukan aktivitas seharian.
Sejujurnya saya benci mantan pacar saya dan lebih benci lagi dengan diri saya sendiri. Mengapa saya sangat mudah dimanfaatkan dan dibodohi oleh seorang laki-laki. Kemudian saya berusaha introspeksi diri dan mencoba hal-hal positif sebisa mungkin. Seminggu setelah pulang dari Jakarta saya jatuh sakit dan cukup parah. Seingat saya, sakit terakhir kali saat 2021 di awal bulan Mei, dan saat itu akhir Mei 2023 saya jatuh sakit lagi. Seperti biasa tiap kali saya sakit, tingkat kecemasan saya meningkat drastis, saya pernah terpikirkan tidak mau untuk hidup, saya lelah benar-benar lelah dan saya selalu merasa tidak enak dengan orang-orang yang merawat saya sakit, saya takut merepotkan mereka. Sampai akhirnya saya tidak ingin minum obat awalnya, namun karena bapak saya mengatakan akan menjemput dan membawa pulang saya ke kampung halaman, tentu saya menolak hal itu. Akhirnya mau tidak mau saya mengalah, saya minum obat akhirnya saya sembuh dari sakit setelah 2-3 hari hari saya sakit. Biasanya saya benar-benar bisa sembuh saat 10 hari lamanya, namun ini diluar perkiraan saya sembuh lebih cepat.
Disamping hal itu, saya disibukkan dengan rutinitas kuliah online sembari jika ada panggilan kerja freelance saya kerja. Dan 2 minggu kemudian setelah saya sembuh kemarin, saya jatuh sakit lagi. Saya kembali sakit karna pikiran-pikiran negatif saya. Sebelumnya saya sakit karna pola makan saya yang tidak bagus, sekarang saya sakit karna saya pikir saya sedang tertekan. Entahlah apa yang saya pikirkan, saya merasa kepala saya dipenuhi dengan hal-hal negatif dan saya terlalu overthinking makanya seperti ini. Lalu, Juli menjadi bulan yang berat bagi saya, karna saya gagal dalam seleksi beasiswa pendidikan untuk menjadi seorang volunteer ke Papua, bulan Juli saya harus mengeluarkan uang untuk her ujian ANC di kampus dan saya memutar otak bagaimana caranya agar bisa tetep bertahan di tanah rantauan. Di bulan Juli juga mantan pacar saya menanyakan kabar saya, tentu saya jawab saya baik-baik saja. Dan masih belum selesai lagi, di bulan Agustus awal dia mengatakan bahwa dia merindukan saya. Namun saya abaikan semua pesan teks itu, karna saya sudah muak dengannya. Sangat.
Agustus menjadi bulan yang cukup lelah sebetulnya karena saya sedang praktik di Rumah Sakit sampai bulan depannya. Namun, saya bersyukur sekali dengan begini saya bisa fokus menyibukkan diri untuk mulai melupakan segala masa lalu yang pernah terjadi di bulan-bulan lalu. Saya harap di bulan kelahiran ini, banyak orang-orang baik yang saya temui sehingga saya akan terus merasa bersyukur bisa hidup sampai sejauh ini di usia saya sekarang.
Peacefully and happiness ✨
Himeka Himalaya
Komentar
Posting Komentar